Oleh : TEATER
KAMPUS SERIBU JENDELA
Judul Naskah: PETANG di TAMAN
Karya: Iwan Simatupang
Sinopsis Naskah:
Pada parade teater
muda Bali Utara ini, Teater Kampus Seribu Jendela akan membawakan naskah drama
dari Iwan Simatupang yang berjudul ”Petang di Taman”. Naskah ini adalah salah
satu naskah Iwan Simatupang, yang menurut kami penuh makna. Menurut kami Iwan
Simatupang adalah salah satu penulis yang penuh simbolis. Seperti naskah ”Petang di Taman” ini, menurut kami
naskah ini penuh simbolis yang menggambarkan bagaimana problematika yang
dihadapi oleh manusia. Seperti halnya dari segi judulnya yakni ”Petang di
Taman”, kami bertanya-tanya kenapa Iwan Simatupang menggunakan taman sebagai
latarnya, juga kenapa menggunakan petang untuk suasananya. Kami kira Iwan
Simatupang tidak semata-mata menggunakan kalimat itu tanpa ada penyimbolisasian
yang dia lakukan terhadap problematika manusia. ”Petang di Taman” menceritakan
tentang suasana di taman yang mana taman itu sendiri adalah tempat umum untuk
menenangkan diri dari masalah yang dihadapi oleh para tokoh. Namun, ketika
semua orang memiliki masalah bertemu dengan orang yang memiliki masalah pula,
maka gejolak emosi akan muncul seperti yang terjadi di naskah ini. Tokoh-tokoh
yang ada dalam naskah ini adalah Orang tua (OT), Lelaki Separuh Baya (LSB),
Penjual Balon (PB), Wanita (W), Pemuda (Pe), Pemudi (Pi). Cerita dimulai di
sebuah taman di salah satu kota, orang tua dan lelaki separuh baya saling duduk
di kursi yang sama. Tiba-tiba interaksi terjadi ketika si lelaki separuh baya
mengatakan hari ini akan hujan. Orang tua itu tidak sependapat dengan si lelaki
separuh baya ini dan perbedaan pendapat terjadi. Kemudian, datang seorang
penjual balon di hadapan kedua orang itu. Kedua orang itu mempersilakan penjual
balon untuk duduk di kursi yang mereka tempati. Tapi, tiba-tiba angin berhembus
kencang membuat balon-balon terbang. Penjual balon sedih akan kejadian itu,
tapi salah satu balon dapat di ambil oleh orang tua. Bukannya mengembalikan,
orang tua itu malah asyik sendri dengan balon itu. Setelah itu datanglah
seorang wanita dengan anaknya. Masalah pun terjadi di sini, ketika wanita
mencurigai penjual balon adalah orang yang pernah menelantarkannya dan anaknya.
Tapi, yang sebenarnya terjadi adalah bukan si penjual balon yang melakukan hal
seperti itu terhadap wanita itu. Akhirnya mereka kembali akur. Wanita dan
penjual balon pun pergi meninggalkan lelaki dan orang tua. Hingga orang tua pun
meninggalkan si lelaki sendirian di taman.
Biografi Teater :
Teater Kampus Seribu Jendela telah lama berdiri sampai tidak ada yang
mengetahui pasti kapan berdirinya teater ini. Teater Kampus Seribu jendela merupakan
unit kegiatan mahasiswa (UKM) Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali.
UKM Teater adalah UKM paling tua di Undiksha setelah UKM MENWA. UKM Teater menjadi
wadah apresiasi mahasiswa Undiksha yang secara langsung mencintai teater dan
ingin berproses lebih jauh lagi mengenai teater. Teater kampus ini rutin
mengadakan maupun mengikuti kegiatan sastra dan teater serta menjuarai beberapa
perlombaan baik tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. UKM Teater Kampus
Seribu Jendela merupakan perintis kegiatan Parade Teater Muda Bali Utara 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar